Jumat, 15 Oktober 2010

Ikhwan dan Akhwat Sejati

oleh Kandri XnaQev pada 12 Oktober 2010 jam 10:47
IKHWAN SEJATI 
           
Seorang remaja pria bertanya pada ibunya, ”Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati!”
  Sang Ibu tersenyum dan menjawab… Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya.    Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.  
 Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa.
  
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati di tempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.   Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu.  
 Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.
  
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia mengahdapi lika-liku kehidupan.  
Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca.

Setelah itu, sang remaja pria kembali bertanya. Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ibu ?
   
Sang Ibu memberinya buku dan berkata… Pelajari tentang dia. Ia pun mengambil buku itu, MUHAMMAD, judul buku yang tertulis di buku itu.




AKHWAT SEJATI

Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya, “Abi ceritakan padaku tentang akhwat sejati?”
 Sang ayah pun menoleh sambil kemudian tersenyum. Anakku…
  Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.   Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.
  Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari, keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.  
Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.
 Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.
 Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.“Lantas apa lagi Abi?” sahut putrinya.
Ketahuilah putriku… Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.
Dan ingatlah… Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.Setelah itu sang anak kembali bertanya,
“Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu, Abi?” Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, “Pelajarilah mereka!”  
Sang anakpun mengambil buku itu dan terlihatlah sebuah tulisan “Istri Rasulullah”. (Muslimah Sholihah)
 

Takut Karena Allah

Di sebuah kota kecil, ada seorang lelaki yg jatuh hati pd seorng perempuan yg slalu dilihatnya saat berangkat krja.
Suatu hari, spt biasa perempuan itu keluar rmh melalui jalan yg sama. laki-laki yg sering mnunggu kehadiran wanita itu mrsa gembira melihatnya, lalu dia pun membuntutinya.
ketika malam tiba, dan mreka brada di daerah yg sunyi, laki-laki yg sejak pgi membuntuti prempuan itu menahannya dan memandang wajah pujaan hatinya. laki-laki itu brkata,
"saya ingin brsama kamu, apkah kmu brsedia?"

perempuan it trkejut dg prtanyaan laki2 it, tp bbrpa saat kmudian dia mnjawab dg tenang,
"kamu lihat dulu sekeliling kawasan ini, apakah semua orang di kampung ini sudah tidur?"

laki2 yg mnyangka perempuan itu sdh mnyetujui hasratnya mrasa gembira. dia pun brkeliling utk memastikn smua pnduduk sdh tidur, laki2 itu pun mndekati prempuan itu dan brkata dgn nada ceria,
"saya yakin smua org dikampung ini sudah tidur."

prempuan itu memandang laki2 yg brdiri di hadapannya dan brkata dgn perlahan,
"Menurutmu bgaimana dgn Allah SWT.? Apakah saat ini Allah sdng tidur?"

laki2 itu terperanjat dgn prtanyaan itu llu brkata dgn suara yg lemah,
"SEsungguhnya Allah Yang Maha Pencipta tidak pernah tidur."

ktika mndengar jwaban laki-laki itu, perempuan itu brkata,
"Sesungguhnya Allah SWT. tidak pernah tidur dan Allah melihat apa yg dilakukan manusia. Walaupun orang-orang tdk melihat perbuatan kita, Allah tetap melihat kita."

melihat laki2 itu trdiam, prempuan itu mnyambung kata2nya,
"Kita harus takut kpda Allah."

mndengar kata2 perempuan itu, laki2 itupun sgera mninggalknnya krn takut kpd Allah. sesampainya drmh laki2 it brtobat kpd Allah SWT. Ditakdirkn stelah itu laki2 itu menginggal dunia.

Seorang laki2 yg tinggal sekampung dgn laki2 yg sdh mninggal itu bermimpi brtemu dgnnya. Dlm mimpi itu, dia brtanya pd laki2 itu,
"Apakah Allah mengampuni dosamu?"

laki2 yg sdh meninggl itupn mnjawab,
"Allah Maha Penyayang. Dia mengampuni segala dosa saya krn sifat takut saya kepada-Nya. Saya juga sudah meninggalkan perbuatan dosa yg hendak saya lakukan."



Dikutip dari :: Buku kisah2 Inspiratif
"Oasis Hati"
by => Saridah Hamid




takutlah kita kpda Allah
krna Allah mlihat skecil apapun prbuatn kita....